Materi dan Pemodelan Fisika
Layar Kunci - Seorang
Fisikawan terkadang tidak dapat berinteraksi dengan suatu fenomena secara
langsung. Guna mempelajari lebih detil fenomena yang demikian, mereka sering
membayangkan sebuah model untuk sistem fisik yang terkait dengan fenomena
tersebut. Pemodelan tersebut dinamakan pemodelan Fisika. Model merupakan sistem
dari komponen fisik, seperti halnya elektron dan proton dalam sebuah atom.
Setelah dapat mengidentifikasi komponen fisik, mereka membuat prediksi tentang
perilaku sistem berdasarkan interaksi antara komponen sistem dan/atau interaksi
antara sistem dan lingkungan di luar sistem.
Sebagai contoh, sebuah
kubus 1 kg dari emas padat, seperti yang terlihat pada Gambar di atas. Kubus
memiliki panjang 3,73 cm pada salah satu sisinya. Apakah kubus ini hanya
terdiri atas emas dari dinding ke dinding tanpa ruang kosong? Jika kubus
dipotong menjadi dua, maka kedua bagian tersebut masih mempertahankan identitas
kimianya sebagai emas murni. Tetapi bagaimana jika potongan-potongan itu
dipotong lagi dan lagi tanpa batas waktu? Akankah potongan yang lebih kecil dan
lebih kecil selalu menjadi emas.
Pertanyaan seperti di
atas dapat ditelusuri kembali pada teori filsuf Yunani kuno. Dua di antaranya
adalah Leucippus dan muridnya Democritus yang tidak dapat menerima gagasan
bahwa pemotongan semacam itu dapat berlangsung selamanya. Mereka berspekulasi
bahwa proses itu pada akhirnya harus berakhir ketika menghasilkan partikel yang
tidak dapat lagi dipotong. Dalam bahasa Yunani, atomos berarti "tidak
dapat diiris".
Mari kita tinjau secara
singkat sejumlah model historis dari struktur materi. Model Yunani dari
struktur materi bahwa semua materi biasa terdiri dari atom, seperti yang
ditunjukkan di kanan bawah kubus pada Gambar di atas. Tidak ada struktur
tambahan yang ditentukan dalam model dalam hal ini atom bertindak sebagai
partikel kecil yang berinteraksi satu sama lain. Tetapi struktur internal atom
bukanlah bagian dari model.
Pada tahun 1897, J. J. Thomson
mengemukakan bahwa elektron merupakan partikel bermuatan dan berfungsi sebagai
penyusun atom. Teori ini mengarah pada model atom pertama yang mengandung
struktur internal.
Menyusul penemuan inti
pada tahun 1911, sebuah model dikembangkan di mana setiap atom terdiri dari
elektron yang mengelilingi inti pusat. Sebuah inti ditunjukkan seperti pada
Gambar di atas. Namun model ini membawa ke pertanyaan baru yaitu apakah inti
memiliki struktur? Apakah inti merupakan partikel tunggal atau kumpulan
partikel? Komposisi yang tepat dari inti tidak diketahui sepenuhnya bahkan
hingga hari ini, tetapi pada awal tahun 1930-an sebuah model berevolusi yang
membantu kita memahami bagaimana inti berperilaku.
Secara khusus, para
ilmuwan menetapkan bahwa yang menempati inti adalah dua entitas dasar, yaitu proton
dan neutron. Proton membawa muatan listrik positif dan unsur kimia tertentu
diidentifikasi dari jumlah proton dalam nukleusnya. Nomor ini disebut nomor
atom unsur. Misalnya, inti atom hidrogen mengandung satu proton (sehingga nomor
atom hidrogen adalah 1), inti atom helium mengandung dua proton (nomor atom 2),
dan inti atom uranium mengandung 92 proton (nomor atom 92). Selain nomor atom,
ada nomor kedua yang mencirikan atom yang disebut nomor massa. Nomor massa
didefinisikan sebagai jumlah proton ditambah neutron dalam sebuah inti. Nomor
atom suatu unsur tidak pernah bervariasi, tetapi nomor massa dapat bervariasi (jumlah
neutron bervariasi).
Keberadaan neutron telah
diverifikasi secara meyakinkan pada tahun 1932. Sebuah neutron tidak memiliki
muatan dan massa yang hampir sama dengan proton. Salah satu fungsi utamanya
adalah untuk bertindak sebagai "perekat" yang menyatukan inti. Jika
neutron tidak ada di inti, maka gaya tolak antara partikel bermuatan positif
akan menyebabkan inti terlepas.
Proton, neutron, dan
sejumlah partikel eksotis lainnya sekarang diketahui terdiri dari enam jenis
partikel berbeda yang disebut quark, yang diberi nama up, down, strange,
charmed, bottom, dan top. Quark up, charmed,
dan top memiliki muatan listrik sebesar +2/3 proton, sedangkan kuark down,
strange, dan down memiliki muatan sebesar -1/3 proton. Proton
terdiri dari dua kuark up. dan satu quark down, seperti yang
ditunjukkan di atas pada Gambar di atas. Hal ini menunjukkan bahwa struktur ini
memprediksi muatan yang benar untuk proton. Demikian pula maka neutron terdiri
dari dua quark down dan satu quark up, memberikan muatan bersih
sebesar nol.
Proses membangun model merupakan
salah satu yang harus dikembangkan saat mempelajari fisika. Kita akan ditantang
dengan banyak masalah matematika yang tentunya diperlukan untuk dipecahkan
dalam penelitian ini. Salah satu teknik terpenting dengan cara membangun pemodelan
fisika untuk masalah diantaranya mengidentifikasi sistem dari komponen fisik
untuk masalah tersebut. Selain itu membuat prediksi perilaku sistem berdasarkan
interaksi antara komponen sistem dan/atau interaksi antara sistem dan
lingkungan sekitarnya. (*)
Posting Komentar